Sabtu, 03 April 2010

Korelasi

Pengertian Analisi korelasi dan Koefisien Korelasi
Menurut M. Iqbal Hasan (1999), Korelasi biasanya digunakan untuk menyatakan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya, sebagai contoh yaitu bila X menyatakan besarnya biaya iklan dan Y besarnya penjualan tahunan total, maka mungkin akan timbul pernyataan dalam diri kita apakah penurunan biaya iklan juga kemungkinan besar diikuti dengan penurunan nilai penjualan tahunan.
Analisis korelasi menurut Walpole (1995) adalah ukuran kekuatan hubungan antara 2 peubah melalui sebuah bilangan. Koefisien korelasi linier yaitu pengukuran kakuatan linear antara 2 peubah X dan Y diduga dengan koefisien korelasi contoh r (Walpole). Sedangkan menurut M. Iqbal Hasan (1999) koefisien korelasi linear yaitu indeks atau bilangan yang digunakan untuk mengukur keeratan (kuat, lemah, atau tidak ada) hubungan antara variabel dan memiliki nilai antara -1 dan +1 (-1 ≤ KK ≤ + 1) yaitu:
a. Jika KK bernilai positif, maka variabel-variabel berkorelasi positif. Semakin dekat nilai KK ini ke +1 semakin kuat korelasinya, demikian pula sebaliknya.
b. Jika KK bernilai negatif, maka variabel-variabel berkorelasi negatif. Semain dekat nilai KK ini ke -1 semakin kuat korelasinya, demikian pula sebaliknya.
c. Jika KK bernilai nol (0), maka variabel-variabel tidak menunjukan korelasi
d. Jika KK bernilai +1 atau -1, maka variabel menunuukan korelasi posotif atau negatif yang sempurna.

Jenis-jenis koefisien korelasi


Jenis-jenis koefisien korelasi yang sering digunakan adalah koefisien korelasi Pearson, koefisien korelasi Rank Spearman, koefisien korelasi Kontingensi, dan Koefisien penentu (KP).
Koefisien Korelasi Pearson
Koefisien korelsi ini digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel yang datanya berbentuk data interval atau rasio. Disimbolkan dengan r dan dirumuskan
Nilai dari koefisien korelasi (r) terletak antara -1 dan +1 (-1 ≤ r ≤ +1).
1. Jika r = +1, terjadi korelasi positif sempurna antara variabel X dan Y.
2. Jika r = -1, terjadi korelasi negatif sempurna antara variabel X dan Y.
3. Jika r = 0, tidak terdapat korelasi antara variabel X dan Y.
4. Jika 0 < r < +1, terjadi korelasi positif antara variabel X dan Y.
5. Jika -1 < r < 0, terjadi korelasi negatif antara variabel X dan Y.
skan
Koefisien Korelasi Kontingensi
Koefisien korelasi ini digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara 2 variabel yang datanya berbentuk data normal (data kualitatif). Disimbolkan dengan C
Koefisien Korelasi Rank Spierman
Koefisien korelasi ini digunakan untuk mengukur keeraaran hubungan antara 2 variabel yang datanya berbentuk data ordinal (data bertingkat). Disimbolkan dengan r
Koefisien Penentu (KP) atau koefisien Determinasi (R)
Apabila koefisien korelasi dikuadratkan, akan menjadi koefisien penentu (KP) atau koefisien determinasi, yang artinya penyebab perubahan pada vareiabel Y yang datang dari variabel X, sebesar kuadrat koefisien korelasi. Koefisien penentu ini menjelaskan besarnya pengaruh nilai dari suatu (variabel X) terhadap naik atau turunya (variasi) nilainya (variabel Y)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar