Sabtu, 24 April 2010

Linier Programming, Transportasi , dan Line Balancing

            Linier Programming

Menurut Taha (1987),  Program linier (LP) merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan untuk memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukan, dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya terbatas. Sedangkan menurut  Ayu (2006),  Program linier berasal dari kata pemrograman dan linier.  Pemrograman artinya perencanaan dan linier berarti bahwa fungsi-fungsi yang digunakan merupakan fungsi linier.  Jadi, program linier adalah suatu teknik perencanaan yang bersifat analitis yang analisisnya memakai model matematika, dengan tujuan menemukan beberapa kombinasi alternatif pemecahan masalah.  Kemudian dipilih yang terbaik diantaranya dalam rangka menyusun langkah-langkah kebijaksanaan lebih lanjut tentang alokasi sumber daya dan dana yang terbatas. Kegunaannya adalah mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan secara optimal.                                               

Transportasi dan Penugasan

Menurut Biegel (1963), Transportasi adalah suatu pengaturan yang berhubungan dengan pelaksanaan pendistribusian yang lebih ekonomis dari produk-produk (barang-barang) yang dihasilkan di beberapa pabrik dan keperluan untuk penempatannya dalam gudang yang lokasinya berbeda. Dengan kata lain, kita mempunyai persoalan untuk menetapkan suatu rencana pengiriman bagi distribusi produk antara pabrik dengan gudang dalam satu pabrik terpadu.

Masalah transportasi membahas pendistribusian suatu komoditas dari sejumlah sumber (supply) ke sejumlah tujuan (demand) dengan tujuan untuk meminimumkan biaya yang terjadi dari kegiatan tersebut, karena ide dasar dari masalah transportasi adalah meminimasi biaya total transportasi. Ciri dari masalah transportasi antara lain:

1.        Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan.

2.        Kuantitas komoditas sumber atau tujuan besarnya tertentu.

3.        Jumlah pengiriman komoditas sesuai kapasitas sumber atau tujuan.

4.        Biaya yang terjadi besarnya tertentu.

Masalah penugasan (assignment problem), seperti juga masalah transportasi merupakan suatu kasus khusus yang ditemui dalam Linier programming. Dalam masalah penugasan kita akan mendelegasikan sejumlah tugas (assignment) kepada sejumlah penerima tugas (assignee) dalam basis satu-satu. Jadi, pada masalah penugasan ini diasumsikan bahwa jumlah assignment sama dengan jumlah assignee. Jadi, data pokok pertama yang harus dimiliki dalam menyelesaikan suatu masalah penugasan adalah jumlah assignee dan jumlah assignm.

Line Balancing

Lingkungan repetitive manufacturing, suatu assembly line dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang dan atau mesin yang melakukan tugas-tugas sekuensi dalam merakit suatu produk. Perencanaan dari kapasitas assembly line sering mencakup penentuan struktur dari lini produksi (production line), misalnya banyaknya orang dan atau mesin beserta tugas-tugas yang diberikan kepada masing-masing sumber daya itu, dikenal sebagai line balancing.

            Menurut Gasperz (2000), Line balancing merupakan penyeimbangan penugasan elemen-elemen tugas dari suatu assembly line ke work stations untuk meminimumkan banyaknya work station dan meminimumkan total harga idle time pada semua stasiun untuk tingkat output tertentu, yang dalam penyeimbangan tugas ini, kebutuhan waktu atau unit produk yang di spesifikasikan untuk setiap tugas dan hubungan sekuensial harus dipertimbangkan. Keseimangan merupakan keluaran atau hasil atau keseluruhan produksi pada setisp urutan lintasan produksi. Jadi Line balancing dapat dinyatakan sebagai suatu metode penugasan terhadap sejumlah pekerja kedalam stasiun kerja yang berkaitan dalam lintasan produksi sehingga stasiun kerja memiliki waktu stasiun yang besarnya tidak melebihi waktu siklus dari stasiun kerja.

Menurut Gasperz (2000), tujuan line balancing adalah untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar dalam rangka memperoleh utilisasi yang tinggi atas fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antar work station, dimana setiap elemen tugas dalam suatu kegiatan produk dikelompokkan sedemikian rupa dalam beberapa stasiun kerja yang telah ditentukan sehingga diperoleh keseimbangan waktu kerja yang baik. Sedangkan tujuan dari lintasan produksi yang seimbang adalah sebagai berikut:

1.        Menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada setiap workstation sehingga setiap workstation selesai pada waktu yang seimbang dan mencegah terjadinya bottle neck. (bottle neck adalah suatu operasi yang membatasi output dan frekuensi produksi).

2.        Menjaga agar pelintasan perakitan tetap lancar dan berlangsung terus menerus.

3.        Meningkatkan efisiensi atau produktifitas.

4.        Kendala system,hal ini berkaitan erat dengan perawatan atau maintenance.



1 komentar: